Penyair Cinta dan Farel,”Ojo Bandingke”

Penyair Cinta dan Farel,”Ojo Bandingke”

Oleh: BUKHORI MUSTOFA,S.Pd.

Guru MAN 1 Pasuruan

Orang yang sedàng jatuh cinta tiba tiba menjadi seoràng penyair meskipun seorang penyair belum tentu sedang jatuh cinta. Hati dan perasaan orang yang sedang jatuh cinta berbunga bunga. Wajah si dia terbayang bayang di didepan,di belakang, di samping, bahkan di mana pun dia berada. Wajah si Dià selalu di dekatnyà. Tak bisa dipungkiri dalam keadaan kasmaran, senyumnyà akan menghiasi buku. Jari jarinya ringan membayangkan kenangan manis ketika bertemu dengannyà. Spontan digoreskannya kata-kata puitis yang memujinya.  Yang lebih mutakhir saat ini bukan ditulis di buku tetapi di status profil medsosnya.Berikut contoh ungkapan puitis dari orang yang sedang jatuh cinta.

                Inikah Jatuh Cinta

Pancaran indah dari manik matamu

Setiap kedipan dan lirikan itu membutakan mata hati ini

Bagai kilatan petir yang membelah bumi

Aku terpanjat

Sesaat dunia seakan berhenti berotasi pada porosnya

Sangking terkersima pesona indahmu

Aku terjatuh dalam lubang cinta bak palung laut terdalam

Takjub akan kelembutan dan keanggunanmu

Mata ku memandangmu seakan makhluk sempurna

Sesaat setelah itu terjadi

Aku pun bertanya-tanya

Inikah jatuh cinta

Pada kamu yang belum aku ketahui namanya

Cinta pandangan pertama atau detik selanjutnya

Aku tak mengerti

Lidahku seakan kelu otakku seakan buntu

Bolehkah mengenalmu

Rasa ingin merengku dan mengisi hatimu

–Anonim (https://ekspektasia.com/puisi-cinta-romantis/)

Berbeda dengan vokalis cilik yang lagi “booming”  Farel Prayogo. Ia mampu menghipnotis semua orang untuk meresapi makna kata cinta yang terkandung pada lirik lagu “Ojo Dibandingke” karya Abah Lala, berikut:

Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-banding)

Saing-saingke, yo mesti kalah

Ku berharap engkau mengerti, di hati ini

Hanya ada kamu

Jelas bedo yen dibandingke.

Ora ono sing tak pamerke

Aku ra iso yen kon gawe-gawe (gawe-gawe)

Jujur, sak onone…

               Jelas Farel bukanlah anak yang sedang jatuh cinta, karena usianya masih seusia anak SD. Akan tetapi syair lagu tersebut mampu dihayati  dan disampaikan kepada semua orang bahwa dia hanya punya hakikat cinta yang ”jujur”. Kejujuran cintanya jangan dibandingkan dengan “cinta” yang dibuat-buat.

               Penyair dan penyanyi rupanya perlu berjalan bersama karena seorang penyair belum tentu memiliki vocal yang mampu menembus relung hati pendengar. Penyair perlu kejujuran perasaan ketika menangkap dan mengalami kejadian. Kejujuran tersebut tak perlu ditutup-tutupi. Hanya saja kejujuran rasa itu perlu dikemas dengan bahasa kias yang indah. Cinta di dunia, terbagi tiga tingkatan, (1) cinta sejati,(2)cinta setengah hati, dan (3) cinta yang tak punya hati. Seorang penyair dan penyanyi harus memahami tiga tingkatan cinta tersebut. Tingkat pemahamannya penyair tergambar dari diksi yang dipilihnya,

“Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-banding)”

“Saing-saingke, yo mesti kalah”

Penyair jelas dan jujur mengatakan “aku jangan kau banding-bandingkan”

“Jika kau bandingkan ,aku jelas kalah”

Penyanyi yang mampu meresapi makna syair tersebut akan mampu mengantarkan maknya dengan vocal yang baik dan cengkok suara yang tepat. Jelas dalam syair lagu tersebut menuntut cinta yang sejati. Ia tak mau dibanding-bandingkan dengan cinta orang lain. Cinta sekarang yang sering direkayasa. Cinta yang penuh kamuflase. Cinta pada pasangan hidup, cinta pada atasan, dan cinta pada rakyatnya. Cinta yang sepenuh hati jelas takkan ternodai. Meskipun dalam sanjungan fans-nya dia tak mau bermain-main meskipun hanya membagi senyuman. Dalam memori HP-nya juga tak tersimpan idola lain selain yang dicinta. Cinta yang setengah hati akan terasa pada permaianan kata.Bualan dan gombalan yang keluar dari bibirnya hanya sekedar mengundang tawa. Mungkin saja tujuannya hanya menghibur atau nge-prank, saja. Akan tetapi jika ada kesempatan bisa saja menjadi beneran. Akan tetapi beneran yang tak abadi. Yang jelas cinta setengah hati, hanya setengah yang terasa manis, setengahnya lagi pasti pahit. Berbeda lagi dengan cinta yang tak punya hati. Di depan dia menghadiahkan gunung emas, tetapi di belakangnya terdapat jurang yang cuuraam tempat menguburkan yang dicintai bersama gunung emasnya. Kemudian dia akan melakukan begitu seterusnya dan seterusnya.

Dalam syair lagu cinta, banyak kejadian cinta yang tak punya hati, tega,dan kejam. Seperti dalam syair lagu ”Sandiwara Cinta”

Sandiwara Cinta

(Repvblik)

Aku tahu ini semua tak adil

Aku tahu ini sudah terjadi

Mau bilang apa aku pun tak sanggup

Air matamu tak lagi mau menetes

Alasannya sering kali kudengar

Alasannya sering kali kau ucap

Kau dengannya seakan ku tak tahu

Sandiwara apa yang telah kau lakukan

Kepadaku

Jujurlah sayang aku tak mengapa

Biar semua jelas tak berbeda

Jika nanti aku yang harus pergi

Kuterima walau sakit hati

Mungkin ini jalan yang engkau mau

Mungkin ini jalan yang kau inginkan

Kau dengannya seakan ku tak tahu

Sandiwara apa

Ceritanya apa

Aku tahu

Jujurlah sayang aku tak mengapa

Biar semua jelas tak berbeda

Jika nanti aku yang harus pergi

Kuterima walau sakit hati

Jujurlah sayang aku tak mengapa

Biar semua jelas tak berbeda

Jika nanti aku yang harus pergi

Kuterima walau sakit hati

Kuterima walau sakit hati

Sumber: LyricFind               

Betapa sakitnya orang yang jujur dinodai cintanya karena ingin berpindah pada yang lain. Tidak ada kata lain yang paling penting, kecuali kejujuran. Penyair cinta harus  paham dengan hakikat “cinta”, penyanyi “cinta” juga harus mengerti makna “cinta” sehingga keduanya bisa berjalan beriring menyairkan puisi cinta dan didendangkan dengan cinta yang sejati. (Bangil-4 sept-22)